Dewasa ini sedang dirintis dan dikembangkan perpustakaan masjid yang dapat berperan untuk meningkatkan mutu pendidikan umat Islam yang menghimpun sejumlah buku dan bahan-bahan lainnya sebagai sarana pembantu melayani jemaah masjid.
Jantungnya perpustakaan adalah koleksi perpustakaan oleh sebab itu perpustakaan harus mampu mengadakan koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Kebutuhan informasi yang diperoleh secara cepat dan akurat merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari pada era globalisasi ini yang realisasinya sangan ditunjang oleh teknologi informasi
Promosi jasa perpustakaan perlu dilakukan oleh perpustakaan untuk memperkenalkan serta memasarkan jasa perpustakaan. Apreseasi masyarakat terhadap perpustakaan masih begitu rendah, ini bisa dilihat dari rendahnya pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat pengguna perpustakaan.
Koleksi referensi disebut juga dengan istilah bahan rujukan, yaitu koleksi yang memiliki sumber-sumber dasar yang biasa dipakai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan referensi baik yang ada di perpustakaan tempat kita melayani maupun di luar perpustakaan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perpustakaan khusus harus selalu mengembangkan koleksinya agar dapat memenuhi kebutuhan informasi badan atau instansi induknya. Pengembangan koleksi perpustakaan khusus dapat dilakukan dengan menyeleksi bahan pustaka yang benar-benar dibutuhkan badan atau instansi induknya yang meliputi bahan pustaka tercetak dan terekam.
Sertifikasi bagi pustakawan dapat menjadi dasar pengakuan kompetensi baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian para pustakawan kita dapat bersaing pada era persaingan bebas (AFTA, APEC). Keuntungan dari sertifikasi ini adalah peningkatan profesionalisme Pustakawan dan juga peningkatan kesejahtraan berupa reward yang lebih baik.
Jabatan fungsional pustakawan baik di lingkungan pemerintah maupun di lembaga pendidikan memang masih langka. Bahkan beberapa perpustakaan umum daerah atau sekolah nihil jabatan ini. Bukan karena tidak diperlukan melainkan disebabkan karena rendahnya minat PNS menjadi pustkawan. Hal ini terjadi karena sebagian besar PNS lebih mendambakan jabatan stuktural daripada jabatan fungsional pustkawan.
Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi dalam berbagai bentuk diharapkan dapat menjadi tempat atau media masyarakat untuk mendapatkan pembelajaran sepanjang hayat, melalui membaca masyarakat memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang semakin mencerdaskan kehidupannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan.
Peran perpustakaan dan Pustakawan di era informasi dan globalisasi sekarang ini sangtalah penting, karena itu keduanya dapat diibaratkan sebagai sepasang kunci dari gerbang informsi. Perlu dilakukan upaya untuk menghasilkan inovasi dalam layanan perpustakaan sehingga pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat luas lebih maksimal.
Education for all global monitoring report tahun 2005, melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara ke-8 dengan populasi buta huruf terbesar di dunia, yakni sekitar 18,4 juta rakyat Indonesia masih buta aksara. kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI pun pada peringatan Hari Aksara Internasional Ke-47 di Palangkaraya mengatakn bahwa Indonesia terdapat 6,7 jiwa yang buta aksara.