Menulis sering dipandang sebagai keterampilan akhir dari seluruh keterampilan berbahasa.
Dalam penggunaan bahasa inggris, pemikiran barzun itu ternyata bisa menanamkan sikap kurang peduli terhadap bidang tata bahasa.
Sering terdengar kecaman atau rasa kurang puas di kalangan tertentu terhadap hasil pengajaran sastra.
Sudah lebih satu dekad, Fakulti Bahasa & Linguistik (dahulunya Pusat Bahasa), Universiti Malaya meninggalkan pendekatan konvesional dalam pengajaran Bahasa Malaysia (BM) kepada pelajar-pelajarnya.
Semua penulis berniat menyajikan suatu makalah yang berjudul manfaat diagram pohon dalam telaah kalimat untuk seminar ini.
Di dalam era globalisasi, pendidikan masih tetap dijadikan sebagai salah satu unsur penting untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki banyak kompetensi (kemampuan).
Penggunaan Bahasa Melayu sama ada di Indonesia (sebagai bahasa Indonesia Baku) dan di Malaysia (sebagai bahasa Melayu Baku) yang pada satu ketika selepas merdeka dinamakan juga Bahasa Malaysia Baku, sebenarnya kedua-dua bahasa tersebut berasal dari bahasa melayu sebagai bahasa asal/induknya.
bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan bahasa kedua.
Bahasa sudah merupakan pengetahuan umum bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara manusia (Gumperz, 1965; Durbin, 1967). Orang membagi bahasa atas bahasa lisan dan tulisan. Bahasa baru dimengerti orang lain bila ia mengandung unsur simbol-simbol, bunyi atau sinyal dan grakan-gerakan.
Kemahiran menulis dalam bahasa Melayu diajar mulai dari sekolah rendah di sekola-sekolah di Malaysia, sebagai bagian dari pengajaran bahasa secara keselurahan. Tiga Kemahiran lagi ialah bertutur, mendengar, dan membaca.