Tulisan ini membahas kajian tindak tutur direktif dalam wacana bahasa Jepang yang menekankan pada segipragmatik, yang berhubungan dengan tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi, yang ditandai oleh verba yraimorai (VYM), yaitu kata kerja dengan makna 'memberi' dan 'menerima'.
Perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat perempuan. Di sinilah terjadi kerancuan dan pemutabalikan makna tentang apa yang di sebut jenis kelamin gender. Masalah dalam tulisan ini adalah bagaimanakah bias gender terealisasi pada bahan ajar.
Verba dalam bahasa Indonesia sudah banyak dibincangkan oleh para ahli. Hal itu menunjukkan bahwa verba merupakan unsur penting di dalam tata bahasa Indonesia. Dari sekian tulisan yang ada, tampaknya belum ada tulisan yang secara khusus membincangkan verba indrawi pengelihatan.
Tulisan ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang ditujukan untuk menjelaskan representasi gramatikal metafora hati atau jantung dalam bahasa Indonesia. Penulis mencoba untuk menemukan ciri-ciri representasi gramatikal yang dimaksud. Dalam representasi gramatikal, analisis metafora ditampilkan dalam bentuk transitivitas.
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan vitalitas bahasa Irires. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dalam tulisan ini menggunakan sampel acak dengan jumlah sampel yaitu 72 responden penutur bahasa Irires.
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis tindak tutur dalihan Na Tolu pada prosesi Makkobar dalam upacara perkawinan adat Angkola-Mandailing. Perumusan masalah berangkat dari identifikasi pada jenis, fungsi dan frekwensi tidak tutur yang digunakan pada prosesi Makkobar dalam upacara perkawinan adat Angkola-Mandailing.