Penelitian ini dilatarbelakingi oleh lemahnya pembelajaran sastra pada jenjang siswa SMP di kabupaten Cirebon. Selama ini guru mengalami keterbatasan dalam merancang model yang efektif untuk mengaktifkan dan mencerdaskan siswa.
Setelah perang dunia I, amusia modern mengalami kegelisahan spiritual. Novel Siddartha karya Hermann Hesse merepresentasikan kegelisahan manusia modern tersebut dalam menemukan kebahagiaan.Tujuannya adalahmendeskripsikan usaha manusia dalam mnemukan kebahagiaan.
Ngoni Cangkingan atau yang disebut juga dengan Juluk ( pemebrian gelar ) merupakan salah satu rangkaian kegiatan adat perkawinan dalam masyarakat Kayuagung. Tulisan ini bertujuan mengidentifiasi dan mendeskripsikan unsu-unsur kearifan lokal dalam tradisi lisan.
Artikel ini mengkaji dinamika maskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Deandam, Rindu harus dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan. teks novel ini menampilkan perempuan mengalami kekekrasan seksual oleh Gurunya ketika duduk di bangku SD.
Karya sastra merupakan refleksi atas gejala yang terjadi dalam masyarakat, baikl gejala sosial, politik, ekonomi, maupun sejarah. Untuki itu, tulisan ini membahas wacana sejarah dalam kaitannya dengan realitas kekinian yang tergambar dalam novel Rahasia Meede karya ES Ito.
Bahasa sebagai alat komunikasi selalu mengalami perkembangan. Perkembangan bahasa dapat berupa perubahan atau pergeseran. peregeseran bahasa dapat muncul sebagai akibat adanya faktor kedwibahasaan atau kemultibahasaan.
Melalui sebuah penelitian yang cukup mendalam di sebuah kota di daerah Kediri yang disebut Mojokutoakhirnya membuat klasifikasi masyarakat jawa menjadi tiga kelompok. yang dibukukan dalam the reliogion of java.
Analisis semantik adalah alat analisis utama dalam bahasa. Di dalam struktur sintaktik analisi semantik akan mencermati hubungan verba dengan satuan yang lain dalam proposisi sebagai valensi atas fitur semantik verba yang ada sebagai elemen pusatnya.
Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia tidak lepas dari simbol-simbol. Oleh karena itu Erns Cassiver memandang manusia sebagai animal simbolicum. Dalam hal ini kemudian manusia menjadi objek sekaligus subjek dalam simbol itu.