Art Original
Pengembangan penggunaan energi Biomassa pada sektor rumah tangga dan dampaknya pada beban Subsidi Elpiji dan kesehatan keluarga miskin
Untuk mengatasi masalah ketergantungan BBM dari impor dan mengurangi beban subsidi BBM dalam APBN, mulai tahun 2007 Pemerintah telah melaksanakan program konversi penggunaan BBM di sektor rumah tangga dari minyak tanah ke LPG. Program tersebut telah berjalan dengan sukses. Namun, masalah yang sama seperti sebelumnya muncul kembali. Kebutuhan LPG yang semakin tinggi bergantung pada impor, mencapai 70 persen dari total konsumsi. Begitu pula beban subsidi LPG dalam APBN semakin tinggi. Indonesia memiliki potensi menghasilkan energi biomassa yang melimpah, dan telah digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, terutama di daerah pedesaan. Namun, pemanfaatannya masih dengan membakar kayu bakar menggunakan tungku pembakaran tradisional yang tidak efisien sehingga menghasilkan polutan udara yang menyebabkan dampak negatif pada kesehatan keluarga. Perubahan cara penggunaan energi biomassa melalui transformasi biomassa menjadi pelet dan penggunaan teknologi kompor biomassa dapat mengatasi masalah tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mengembangkan pemanfaatan energi biomassa di rumah tangga secara sehat dan dapat meningkatkan efisiensi pembakaran. Meluasnya pemanfaatan energi biomassa oleh rumah tangga akan mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG dan mengurangi beban subsidi dalam anggaran negara.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain