Text
"Yang Baik" sebagai sintesis antara legimitasi demokratis dan etis dalam politik
Tulisan ini merupakan sebuah upaya mensintesiskan legitimasi demokratis liberal yang lebih menekankan hak-hak individual dan kebersamaan yang palu dengan legitimasi etis (lebih tepatnya legitimasi moral dalam pengertian yang lebih menekankan nilai-nilai metafisis y olch yang diklaim secara agama dan ideologi. Ekstrem dari yang pertama bisa menjadi oklokrasi atau mobokrasi dengan bentuk kontemporernya a wenang-wenang apa yang diistilahkan populisme, tapi juga bisa mengarah pada disintegrasi. Ekstrem adalah yang kedua adalah totaliterisme ideologis karena mendasarkan normativitas politiknya pada ideologi totaliter dan di dalamnya termasuk agama-politis. Tulisan ai mencoba menjembatani kedua ekstrem tersebut dengan mengangkat tuntutan eris sine qua non dalam politik yaitu bonum commune. Gagasan ini ditelusuri akar konseptualnya hingga kepada idea "Yang Baik" Plato dan kedaulatan "Yang Baik" Iris Murdoch. Dari sini kemudian ditarik implikasi politisnya dengan mengacu pada konsep kepentingan bersama Hannah Arendt yaitu sebagai inter-est (ada di antara kita bersama) atau sebagai "kepentingan yang sama-sama ada pada setiap warga atau kelompok dan bukan sekadar kepentingan umum yang sebenarnya adalah kepentingan partikular-kolektif dari kelompok dominan yang diklaim sebagai mengatas-namakan semua warga. Jadi, politik yang etis adalah politik yang mengedepankan kepentingan bersama (bukan kepentingan umum!), dan kepentingan bersama itulah bonum commune commutatis dari politik yang kita kenal karena ada idea Yang Baik yang terhadapnya kita selalu terarah dan terpanggil untuk mengenalinya.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain