Text
Kehidupan sosial orang bajo di Pulau Kera Nusa Tenggara Timur
Pulau Kera awalnya sebagai pulau yang tidak berpenghuni, kemudian datang orang Bajo 1911 yang terkenal sebagai pelaut. Walaupun dalam keterbatasan mulai dari akses air bersih, listrik, pendidikan pelayanan kantor pemerintah yang belum diperoleh, tidak mampu menggoyahkan masyarakat untuk tetap bertahan di pulau ini. Orang Bajo menetap dan bertahan karena keindahan pantai dan kekayaan lautnya. Merka sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dengan kehidupan sosial yang sederhana. Kedekatan emosional masyarakat Bajo dengan sumber daya laut memunculkan tradisi mamia kadialo. Tradisi mamia kadialo berupa pengelompokan orang ketika ikut melaut jangka waktu tertentu dan perahu yang digunakan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain