Text
Dampak stres oksidatif akibat aktifitas fisik terhadap siklus menstruasi atlet wanita
Perempuan semakin aktif secara ftsik beberapa dekadernterakhir ini dan keterlibatan mereka dalam berbagai bidang olahragarnsemakin meningkat. Hampir semua jenis dan cabang olahraga telahrndiikuti perempuan, baik olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi.rnGangguan fongsi reprodubi yang paling sering diamati dan didugarnada kaitannya dengan aktifitas olahraga antara lain adalahrnoligomenorrhoe, amenorrhoe, anovulasi dan gangguan pemendekanrnfase luteal. Tingkat (prevalensi) amenorrhoe sekunder, · contohnya,rnlebih sering terjadi pada perempuan atlet, teutama pelari jarak jauh,rnpesenam dan penari ballet, yaitu berkisar 5 sampai 44%, jauhrnmelebihi angka perkiraan untuk perempuan bukan atlet yang hanyarnberkisar antara 2 sampai 5%. Selanjutnya, dilaporkan pula bahwarngangguan fose luteal dan anovulasi prevalensinya jauh lebih tinggirnpada atlet perempuan yang menekuni olah raga berat, yaitu sekitarrn42%, jika dibandingkan dengan atlet yang' berlatih dengan porsirnringan, yang hanya kurang lebih 1 6%.Prevalensi amenorrhearnsekunder dafi oligomenorrhea pada atlet perempuan berkisar 5%rnsampai 40% atau lebih, tergantung jenis olah raga yang diikutinya.rnAngka ini jauh lebih tinggi dari tabiran normal pada populasi umum,rnyaitu berkisar antara 2% sampai 3% (untuk amenorrhea) dan I 0%rnsampai 12%.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain