Text
Konsep standar halte dan hentian angkutan pedesaan
Sistem angkutan pedesaan jauh tertinggal bila dibandingkan dengan transportasi perkotaan yangrnmengakibatkan penurunan permintaan angkutan pedesaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan angkutan pedesaanrnpermintaan membutuhkan standar dan konsep transportasi pedesaan untuk meningkatkan pelayanan transportasirnbaik dalam sarana dan prasarana. Bus berhenti untuk angkutan pedesaan adalah Salah satu fasilitas pendukungrnyang tidak tersedia. standar ini melibatkan standar khusus untuk angkutan pedesaan. penelitian ini adalahrnyang dilakukan di Jember dan Kabupaten Kalianda.rnMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis dilakukanrnmenggunakan pedoman standar menghentikan saya berhenti dari angkutan umum yang akan dikembangkan lebih lanjutrnberhenti standar untuk angkutan pedesaan.rnAnalisis ini didasarkan pada fasilitas utama dan penunjang standar transportasi umum yang dikeluarkanrnoleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tidak dapat dipenuhi dengan baik. Di tangan lain,rnperencanaan halte bus tepat tapi tata letak bus berhenti di persimpangan di luarrnstandar minimum yang ditentukan. Untuk mendapatkan ukuran konsep standar halte bus (panjang:rn3m-5meter), lokasi halte bus yang telah memperhatikan kondisi penggunaan lahan dan mendukungrnfasilitas halte bus seperti tanda-tanda pejalan kaki harus disediakan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain