Text
Kerentanan berbagai spesies nyamuk di daerah nonendemis filariasis terhadap infeksi percobaan brugia malayi nonperiodik
Filariasis di masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan transmisi persisten. Meskipun di beberapa daerah prevalensi menurun dalam transmisi umum filariasis berlanjut. Transmisi filariasis didukung oleh prenence dari zoonosis subperiodic nokturnal dan non periodik B. malayi. Yang terakhir kita spesies baru di Indonesia dengan endemisitas yang sangat tinggi di Kalimantan Timur. Selain sifat zoonosis, orang-orang migrasi membuat transmisi dan distribusi peningkatan filariasis. Selanjutnya, fasilitas transportasi yang lebih baik mobilitas tinggi ang orang memfasilitasi berisiko tinggi penularan jika nyamuk rentan hadir di daerah. Kondisi ini membuat uji kepekaan laboratorium dari beberapa spesies nyamuk dari daerah nonendemic menggunakan hewan percobaan sebagai sumber infeksi perlu dilakukan. Rangkaian percobaan diperoleh di laboratorium. M. unguiculatus digunakan sebagai sumber infeksi. Hal ini disuntikkan subkutan dengan infektif L3 dari nonperiodik B. malayi. Setelah periode prepaten 3-4 bulan microfilaremi-nya diperiksa sebelum terkena nyamuk. subyek Thenexperimental beberapa psecies nyamuk dari nonendemic daerah, mis: Ae. aegypti, M. uniformis, Ar. subalbatus, Cx. quinquefasciatus, An. maculatus, An. aconitus dan An. nigerrimus yang semua dikenal sebagai filaria vektor di Indonesia. Ae. togoi yang dikenal sebagai vektor filaria di Jepang dan Cina sebagai kontrol positif. Spesies ini telah dijajah dalam Laboratorium Parasitologi dari Medecine Fakultas, Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1982.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain