Text
Scenarios for energy sustainability in Java, Madura and Bali islands in Indonesia in 2030
Jawa, Madura dan Bali (Jamali) merupakan daerah terpadat di Indonesia dimana didiami sekitar 60% pendudukrnIndonesia. Dengan hanya memiliki wilayah seluas 8% dari luas Indonesia, tapi memiliki kontribusi ekonomi sebesarrn58% dari total aktifttas perekonomian Indonesia di tahun 2010. Konsumsi energi di Jamali mencapai 2791 PJ di tahun 2011rnatau soma dengan 52% dari total konsumsi energi Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Jamali mempunyai peranrnyang sangat penting di Indonesia. Energi dari fosil mempunyai proporsi yang sangat tinggi sebesar 82%, dimana minyakrnbumi mempunyai porsi terbesar sebesar 42%. Energi terbarukan mencapai 13% yang sebagian besar disumbangkan darirnbiofuel, biomasa, geothermal dan tenaga air.rnUntuk memperkirakan konsumsi energi di tahun 2030, artikel ini menggunakan software The Long range Energy AlternativesrnPlanning System (LEAP) untuk mensimulasikan kebutuhan energi di Jamali . Skenario yang digunakan adalah: businessrnas usual (BAU), mitigation, renewable dan green. Setiap skenario akan mempunyai karakteristik tersendiri dengan asumsirnyang digunakan. Konsumsi energi di tahun 2030 yang terbesar akan ada di skenario BAU dengan 9726 PJ dan terendahrnpada skenario green dengan 6663 PJ. Jamali akan masih sangat tergantung kepada bahan bakar fossil terutama minyakrnbumi. Biofuel bisa digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak bumi ini, namun akan mempunyairnbeberapa kendala terkait dengan isu emisi gas rumah kaca dan deforestation. Energy intensity di Jamali akan turun darirn7.9 MJ/USD di tahun 2011 kan menjadi 5,3- 7.7 MJ/USD pada tahun 2030. Nilai ini masih jauh lebih besar daripadarnenergy intensity Indonesia yang sebesar 4,3 MJ/USD. Sementara itu energi per kapita akan mengalami peningkatan darirn19.7 GJ/kapita di tahun 2011 menjadi 40-48 GJ/kapita pad a tahun 2030.rnBeberapa permasalahan yang aka'! dihadapi pada tahun 2030 antara lain adalah: isu lingkungan, tingginya intensitasrnenergi, rendahnya penggunaan energi terbarukan, resistansi pada PLTN dan pembangunan infrastruktur yang akanrnmembutuhkan investasi yang sangat besar.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain