Text
Kebijakan pemupukan berimbang untuk meningkatkan ketersediaan pangan nasional
Pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati telah digunakan secara luas oleh masyarakat. Penggunaan pupuk-pupuk tersebut umumnya dilakukan petani secara terpisah. Padahal, ketiga jenis pupuk tersebut dapat saling melengkapi satu dengan lainnya. BPPT telah mengembangkan pupuk, yang merupakan perpaduan antara pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati menjadi satu kesatuan dalam bentuk granul. Pupuk tersebut dinamakan pupuk majemuk SRF plus. Pupuk majemuk SRF plus mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman (sebagai fungsi pupuk anorganik) sekaligus memperbaiki struktur dan kesuburan tanah (sebagal fungsi pupuk organik dan pupuk hayati). Makalah mi memaparkan tentang produktivitas penggunaan pupuk SRF plus dan dukungan kebijakannya. Metode yang digunakan dalam makalah mi adalah analisis produktivitas dan analisis kebijakan, dengan menggunakan data hasil percobaan serta data hasil peninjauan lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan pupuk SRF plus mampu eningkatkan produktivitas pertanian lebih tinggi (di atas 50 persen) dibandingkan pupuk konvensional, dengan output (hasil panen) yang lebih tinggi dan input (jumlah pupuk, jumlah benih dan biaya pemupukan) yang lebih rendah. Pupuk mi memiliki potensi besar untuk mempercepat peningkatan ketersediaan pangan nasional. Untuk membuat pupuk SRF plus mi dapat diproduksi secara Iebih luas, maka perlu dukungan kebijakan. Kebijakan yang diusulkan adalah kebijakan produksi dan kebijakan penyediaan bahan baku.rn
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain