SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Masuk
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title
Penanda Bagikan

Text

Urban sufisme: jalan menemukan kembali humanitas yang hilang akibat modernitas

Sugito, Bambang - Konferensi;

Urban Sufism merupakan sebuah fenomena sosial yang ditandai dengan meningkatnya gairah masyarakat urban terhadap praktik-praktik sufisme, seperti dzikir secara berjamaah, istighatsah, diskusi mengenai ilmiah sufisme, dan sebagainya. Masyarakat urban, sebagai masyarakat modern yang secara langsung merasakan proses modernisasi secara cepat, tentunya yang merasakan istilah sebagai absurditas dimana manusia merasa terasing dalam dunianya sendiri. Mereka meyakini bahwa urban sufisme dapat dijadikan sebagai jalan untuk melawan absurditas tersebut dan menemukan kembali aspek humanitas yang sudah terkikis modernitas. Urban sufisme menawarkan ketenangan hati atau ketentraman jiwa bagi masyarakat urban yang setiap hari disibukkan dengan urusan pekerjaan dan bosan dengan kebisingan hirukpikuk keramaian kota. Ketertarikan mereka terhadap sufisme dilatar belakangi oleh motif-motif yang berbeda. Sehingga menimbulkan kecenderungan yang berbeda pula dalam mengikuti tren urban sufisme yang sedang marak belakangan ini. Secara umum, urban sufisme terbagi dalam dua kategori, yaitu tasawuf amali dan tasawuf falsafi. Dalam kontek ke-Indonesia-an, urban sufisme dapat di petakan menjadi tiga tipologi, yaitu tasawuf sunni, tasawuf falsafi, dan tasawuf salafi. Perbedaan dalam aspek epistemology atau rancangan bangun pemikiran keagamaan menimbulkan perbedaan orientasi dalam gerakan-gerakan sufisme. Ada yang memilih jalan konvensional melalui jalur tarekat yang disebut sebagai sufisme konvensional da nada pula yang menempuh jalur non-tarekat atau disebut sebagai urban sufisme. Perbedaan antara urban sufisme dan konvensional terletak pada tiga hal: (1) geneologi dan mekanisme penetapan mursyid (2) makanisme keanggotakan (bai’at atau sumpah setiap kepada mursyid (3) praktik dan tata cara dzikir. Dalam praktik dzikir, baik urban sufisme maupun sufisme konvesional mempunai kesamaan persepsi. Artinya, dalam dzikir harus terpenuhi lima unsur, yaitu (1) kontinuitas (2) kesadaran (3) keikhlasan (4) kebersihan niat (5) tidak bertentangandenagan ritual ibadah.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data

Informasi Detail
Judul Seri
Jurnal Tasawuf
No. Panggil
-
Penerbit
: ., 2012
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
2089-2780
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Vol. 01, No. 01, Tahun
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?