Text
Saat sebuah desa dibakar menjadi abu: Hak ulayat laut dan konflik antarkelompok di Pulau Kei Besar
Kepemilikan laut di Maluku telah menjadi fokus utama dalam pembahasan pengelolaan sumber daya kelautan tradisional di Indonesia. Sayangnya, diskusi ini tetap seimbang dalam penggunaan pendekatan yang berlebihan, bersama-sama dengan aspek sosial-budaya masyarakat tersebut pada hubungannya dengan penggunaan sumber daya, hampir tidak mengangkat. Berdasarkan masalah ini, makalah ini akan menyoroti konteks sosial praktek kepemilikan laut di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Berfokus pada konflik batas pesisir antara dua desa di Kei Besar Island, kertas menunjukkan bagaimana orang menggunakan isu kepemilikan laut dalam wacana dan praktek diutamakan. Konflik mengungkapkan perebutan kekuasaan dari dua kelompok sosial, yang mulia dan orang-orang bebas, terlibat dalam isu wilayah laut dan bagaimana masing-masing kelompok ditafsirkan dan menanggapi perubahan yang terjadi di lingkungan mereka.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain