Text
Apakah kristen dan Muslim di Sulawesi Tengah dapat akur? Analisis konflik regional Indonesia
Sulawesi Tengah acapkali digambarkan sebagai wilayah yang secara agamawi 'mudah tersulut', yyang terletak secara geografis dan sosial di antara propinsi Sulawesi Selatan yang mayoritas Islam dengan SUlawesi Utara yang mayoritas Kristen. Bahkan sejak awal abad keduapuluh, kolonial Belanda telah memilih penduduk dataran rendah beragama Islam. Sesudah Perang Dunia II, wilayah itu mengalami arus pemberontakan Kahar Muzakar dan Permesta dari arah selatan dan utara Sulawesi yang berkerangka keagamaan. Pada akhir masa orde baru, letupan-letupan bernuansa agama dan etnis dipadamkan secara militer walaupun tidak dienyahkan. Bahkan sejumlah kebijakan Orde Baru juga meningkatkan kompetisi dan rasa bermusuhan di antara pemeluk Islam dan Kristen. Penulis mengkaji sifat dari interaksi Kristen-Islam sebagaimana yang diamatinya pada tahun 1980-1990-an. Berdasarkan temuannya bahwa persaingan-persaingan religi tidaklah terlalu penting, bahkan ada toleransi serta perkawinan campuran, dan kompetisi untuk perolehan sumberdayalah yang terjadi di antara penduduk lama dengan pendatang baru di kota atau daerah transmigrasi, maka ia mempertanyakan sejauhmanakah konflik yang terjadi merupakan konflik agama atau bahkan etnis?
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain