Text
Kajian profit perikanan destruktif (Destructive Fishing) di Kabupaten Tapanuli Tengah
Terumbu karang membentuk ekosistem kunci di mana mayority dari penduduk pesisirrnIndonesia mengandalkan untuk makanan, pendapatan, bahan bangunan dan perlindungan pantai.rnNamun, meskipun kepentingan mereka terhadap keanekaragaman hayati global dan perekonomian Indonesia danrnlingkungan, terumbu karang belum dikelola secara lestari. Terumbu karang di Indonesiarntermasuk di Pusat Kabupaten Tapanuli yang deterriorated oleh beberapa faktor. Faktor utamarnmenyebabkan terumbu karang hancur di wilayah Pusat Tapanuli adalah penangkapan ikan yang merusak seperti ledakanrndan memancing sianida. Tidak ada informasi ilmiah apapun untuk profil dari destruktifrnmemancing di Pusat Kabupaten Tapanuli. Oleh karena itu, utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkanrnprofil dari penangkapan ikan yang merusak di Pusat Kabupaten Tapanuli. Penelitian ini dilakukan di Badiri danrnTapian Nauli Kecamatan sebagai situs Rehabilitasi Terumbu Karang dan Manajemen Program IIrn(COREMAP II). Penelitian mengungkapkan bahwa penangkapan ikan yang merusak di Pusat Kabupaten Tapanuli adalahrnterdiri dari 78,24%, 18,45% dan 3,31% dengan menggunakan ledakan, menggunakan dan batteri masing-masing.rnSelanjutnya, penangkapan ikan yang merusak dengan menggunakan ledakan itu 74,18% dari Sibolga dan 25,82%rndari nelayan setempat. Sementara menggunakan sianida 68,42% dari nelayan lokal CentrernKabupaten Tapanuli and'31.58% dari nelayan daerah lain.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain