Text
Siapa Nage?
Penjajahan Belanda di Pulau Flores melibatkan penciptaan wilayah-wilayah administratif yang harus diberi nama. Banyak dari nama-nama tersebut masih digunakan hingga sekarang, baik sebagai satuan-satuan pemerintahan Indonesia yang formal atau acuan-acuan pada populasi-populasi yang dibatasi oleh kebudayaan dan bahasa. Tulisan ini menggali asal-usul nama 'Nage' yang digunakan untuk sebuah 'distrik swakelola' (bahasa Belanda 'landschap') di Flores Tengah. Bukti yang diperoleh terutama dari kajian etnografi di dan sekitar Boa Wae desa yang dikenal sebagai pusat dari distrik Nage mengindikasikan bahwa asal nama tersebut adalah sebuah desa yang dulu disebut Nata Nage. Nata Nage dianggap sebagai sebuah tempat asal dari klen Deu- klen raja-raja kolonial Nage maupun beberapa kelompok lainnya yang berdiam di pinggiran Bo'a Wae. Berhubung dengan pemberian nama oleh administrasi penjajahan Belanda, 'Nage' menjadi sebuah wilayah politik yang lebih besar. Batasan dari entitas kolonial ini sebagian mengikuti pembedaan bahasa dan kebudayaan, dan juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan politis yang ada sebelumnya, termasuk wilayah-wilayah yang diakui dibuat oleh raja Nage yang pertama, yaitu 'Oga Ngole.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain