Text
Implikasi distorsi demokrasi pada pemilukada terhadap penguatan demokrasi lokal
Indonesia memulai pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) pertama kalinyarndilaksanakan tahun 2005, dari hasil penelitian yang telah pernah dilakukan olehrnMlksan di ketahui secara umum pemilukada yang di laksanakan tahun 2005rnberjalan dengan baik, tertib, aman, lancar dan demokratis. Basil penelitianrnsoebagio yang dilakukan di tahun setelahnya yakni tahun 2004 dan 2009rnmenunjukan terjadinya distorsi dalam transisi demokrasi di indonesia dengan dirntandai demokrasi hanya mampu bergerak dalam dimensi prosedural-elL',_toralrnbelum menyentuh aspek substansial. Perjalanan transisi demokrasi di Indonesiarnmengalami persolan baru ketika distorsi tersebut memberikan implikasinyarnterhadap penguatan demokrasi lokal di Indonesia. Penelitian ini menggunakanrnmetode deskriptif evaluatif. Basil penelitian ini menemukan adanya relasi yangrnkuat dari implikasi distorsi demokrasi yakni pemahaman demokrasi terbatas padarndimensi prosedural-elektoral menimbulkan persoalan serius terhadap penguatanrndemokrasi lokal di Indonesia dimana hubungan praktek transaksional antararnkontestan dan konsituen sebagai implikasi dari demokrasi prosedural-elektoral.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain