Text
Hubungan faktor lingkungan dan karakteristik individu terhadap kejadian penyakit leptospirosis di Jakarta, 2003-2005
Jakarta adalah salah satu kota terbesar di Indonesia dimana hampir setiap tahunnya dilanda banjir. Banjir yang terjadirntentunyan membawa dampak yang sangat merugikan bagi semua aspek kehidupan manusia yang salah satunya adalahrntimbulnya berbagai macam penyakit pasca banjir. Perubahan lingkungan akibat banjir akan mengakibatkan penyebaranrnleptospirosis (penyakit kencing tikus), hal ini diakibatkan karena urine hewan yang terinfeksi kuman leptospira akanrnterbawa oleh genangan air dan mencemari lingkungan rumah. Masalah leptospirosis yang terjadi di DKI Jakarta selalurnterjadi pada wilayah yang sama yang diakibatkan oleh faktor lingkungan yang buruk, perilaku yang buruk ataurnpengaruh karateristik individu. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan faktor lingkungan dan karakteristikrnindividu terhadap kejadian leptospirosis tli Jakarta tahun 2003-2005. Studi ini menggunakan rancangan Kasus Kontrol.rnData pada penelitian ini berasal dari data sekunder yang diperoleh dari Bagian Program Pendidikan dan LatihanrnR.S.U.D. Tarakan Jakarta dan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang telahrndikembangkan. Subyek berjumlah 190 orang, dimana responden yang positif leptospira sebagai kelompok kasus danrnreponden yang negatif leptospira sebagai kontrol, dengan perbandingan 1: 1. Pada analisis bivariabel terdapat hubunganrnbermakna antara faktor lingkungan: Keadaan dan penataan rumah (OR= 3.96), SPAL (OR= 1,98), dan karakteristikrnindividu: Tingkat Sosial Ekonomi (OR= 1,93), Pengetahuan (OR= 17,6) dan Pendidikan (OR= 2,41) berhubunganrndengan kejadian leptospirosis di- Jakarta pada tahun 2003-2005. Pada analisis multivariabel terdapat 4 (empat) faktorrndominan yang mempengaruhi kejadian leptospirosis adalah pendidikan (OR=3.7), pengetahuan (OR=33.1), sarana airrnbersih (OR=4.5), dan komponen penataan rumah (OR=8.2).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain