Text
Renewable energy technology acculturation in Indonesia: lessons from ogg-grid PV and hybrid case studies
Makalah ini membahas penggunaan alat penilaian kualitatif disebut KPDAC (pengetahuan,rnpersuasi, keputusan, adopsi, konfirmasi) kontinum untuk memahami proses dan hasilrndesa teknologi energi terbarukan (RET) acculturationin off-grid di Indonesia. The KPDACrnkontinum juga dapat digunakan sebagai alat untuk merancang strategi untuk RET penyebaran melihat persyaratanrnuntuk RET akulturasi dan bagaimana hal itu dapat difasilitasi. Akulturasi RET digunakan di sini untuk menggambarkanrnproses dan hasil dari penyebaran RET dalam masyarakat, termasuk sejauh mana RETrnacculturates atau berdifusi ke dalam, dan menjadi bagian dari kegiatan yang sedang berlangsung masyarakat. Kertas inirnmenyajikan penilaian dari tiga studi kasus photovoltaic (PV) penyebaran off-grid dari Lampung, WestrnJava dan Nusa Tenggara Timur (NTT, Indonesia Timur) provinsi, menggunakan kontinum KPDAC.rnPengkajian menunjukkan bahwa masyarakat berada di titik awal yang berbeda di KPDACrnkontinum untuk pendekatan RET dan diperlukan berbeda untuk RET akulturasi untuk menjadi sukses.rnFasilitator perlu memahami bagaimana tantangan akulturasi bervariasi dengan KPDAC kontinum awalrntitik dan mengadopsi pendekatan yang tepat jika RET akulturasi adalah untuk menjadi sukses. Pelajaran dari inirnpenilaian proyek telah digunakan untuk merancang pendekatan jangka panjang untuk membangun kapasitas untuk RETrnpenyebaran melalui lembaga pendidikan, yang dilakukan sebagai bagian dari Australia baru saja menyelesaikanrnPengembangan Research Award (ADRA) proyek penelitian yang dilakukan sebagai kolaborasirnProyek Australia-Indonesia. Tujuan dari pembangunan kapasitas adalah untuk menciptakan agen mampu, yangrnmampu memfasilitasi proses akulturasi RET di Indonesia.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain