Text
Disfungsi endotel pada demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan demam dan perdarahan. Selain itu terdapatrnefusi pleura yang diduga karena peningkatan permeabilitas vaskular. Berdasarkan tanda tersebut, diduga disfungsirnendotel memegang peranan dalam patogenesis dernam berdarah dengue. Tujuan penelitian ini adalah untukrnmengetahui apakah pada demarn berdarah dengue terjadi disfungsi endotel dengan memeriksa kadar sVCAM-1, vonrnWillebrand factor dan petanda aktivasi koagulasi yaitu D dimer. Di samping itu ingin diketahui apakah ada hubunganrnantara petanda disfungsi endotel dengan beratnya penyakit. Desain penelitian ini potong lintang, kelompok kasus terdirirnatas 31 penderita DBD dan kelompok kontrol terdiri atas 30 penderita dernam bukan DBD. Kadar sVCAM-1 diperiksarndengan cara ELISA, vWF dengan cara enzyme linked fluorescent assay (ELFA) dan D-dimer dengan cara sandwichrnenzyme immunoassay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar sVCAM-1 pada kelompok DBD danrnkelompok kontrol berturut-turut a8alah 1323 ng/mL dan 1003 ng/mL, sedangkan simpang blikunya berturut-turut 545rnng/mL dan 576 ng/mL. Rerata kadar vWF pada kelompok DBD dan kontrol berturut-turut 284% dan 327%, denganrnsimpang baku berturut-turut 130% dan.141%. Kadar sVCAM-1 tidak berkorelasi dengan jurnlah trombosit, kadarrnalbumin, kadar D dimer dan beratnya penyakit. Terdapat korelasi lernah antara kadar vWF dengan D dimer danrnberatnya penyakit. ( r = 0,472 dan r = -0,45!>). Kesimpulan: Hasil pemeriksaan sVCAM-1, vWF dan D dimerrnmenunjukkan bahwa pada DBD terJadi disfungsi endQtel. Namun tidak ada hubll!lgan antara sVCAM-1 denganrnberatnya penyakit, hanya ~da hubungan yang lernah antara vWF dengan D dimer rnaupun beratnya penyakit.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain