Text
Perubahan interval sadap terhadap peningkatan produksi karet klon PB 260 (Havea brasiliens)
Harga karet rendah selama tiga tahun terakhir dihasilkan oleh pekebun untuk membuat efisiensi sambil meningkatkan hasil panen. Alternatif yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melakukan perubahan pada sistem penyadapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan interval penyadapan dan untuk mendapatkan hasil panen terbaik pada tanaman karet alam (havea brasiliens). Penelitian ini dilakukan di Experimental Sungei Putih Estate Research pada bulan Juli 2013 dan Februari 2014. Karet tanaman yang digunakan adalah kloning PB 260 tahun yang disadap menjadi tiga dengn panel BO-1. Rancangan acak (RAK) digunakan untuk desain eksperimen dengan satu faktor (interval penyadapan) yaitu 12 perlakuan. Ada1/2 S D4 (P1); 1/2 S D4 ET 2,5% (P2); 1/2 S? + 1/4 S? D4 ET 2,5% (P3); 1/2 S?+ 1/2 S? D4 ET 2,5% (P4); 1/2 S D3 (P5); 1/2 S D3 ET 2,5% (P6);1/2 S?+ 1/4 S? D3 ET 2,5% (P7); 1/2 S?+ 1/2 S ? D3 ET 2,5% (P8); 1/2 S D2 (P9); 1/2 S D2 ET 2,5% (P10); 1/2 S?+1/4 S? D2 ET 2,5% (P11); 1/2 S?+ 1/2 S? D2 ET 2,5% (P12). Semua data yang diperoleh dianalisis dengan uji F tingkat DMRT lebih lanjut sebesar 5%. Pengamatan parameter dalam penelitian ini adalah hasil lateks (g/p/s) dan kadar karet kering (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interval penyadapan t=rendah, stimulan, dan irisan ketukan yang ditunjukkan mempengaruhi hasil (g/p/s) dan nilai lateks karet kering. Hasil terbaik dalam penelitian ini adalah interval penyadapan D4, etimun stimulan D4 2,5% dan ketukan potongan 1/2 + 1/4 S? D4. Nilai kandungan karet kering 12 S? + 1/2 S? D4 ET 2,5% tidak mencerminkan risiko dan masih amannya penegendalian regenerasi lateks jaringan vaskular pada tanaman karet alam.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain