Text
Persoalan pelestarian bahasa Ciacia: refleksi atas etika diskursus
Bahasa Ciacia merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Ciacia dirnSulawesi Tenggara. Walikota Baubau, Sulawesi Tenggara pada Agustus 2009 memutuskanrnkebijakan mengadaptasi aksara Korea (Hangeul) menjadi aksara Ciacia karena Bahasa Ciaciarntidak mempunyai aksara sendiri. Keputusan ini menimbulkan reaksi baik pro maupun kontra.rnTulisan ini mempunyai dua tujuan Pertama, ingin mengetahui pendapat-pendapat tentangrnkasus adaptasi aksara Korea menjadi aksara Ciacia. Kedua, ingin mengetahui implementasirnetika diskursus untuk menyelesaikan kasus adaptasi aksara Korea menjadi aksara Ciacia.rnPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasi/rnpenelitian menunjukan bahwa kasus adaptasi ini kurang memberikan ruang publik untukrndiskursus praktis dalam stJasana saling pengertian dan bebas dari tekanan, baik dalamrnmasyarakat Ciacia di wilayah Kota Baubau maupun masyarakat Ciacia di luar Kota Baubaurnsebagai pendukung bahasa dan budaya masyarakat Ciacia. Penelitian ini menyimpulkanrnbahwa pihak yang pro adaptasi lebih cenderung berorientasi pada rasionalitas instrumentalrnyakni kepentingan ekonomis dan politis, sedangkan pihak yang kontra berorientasi padarnpelestarian budaya. Dalam kasus adaptasi ini belum diterapkan etika diskursus secararnmemadai sehingga tetap menjadi perdebatan yang tak terselesaikan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain