Text
Wacana pengakuan terhadap eksistensi perempuan pejuang Bali abad 19 dan 20
Sosok seorang tokoh perempuan pejuang di masa lampau dalam hal ini, perempuan abad 19 dan 20, dapat menepis anggapan bahwa perempuan itu lemah dalam segala hal. Adat dan budaya telah membatasi gerak dan langkah perempuan sehingga keberadaannya kurang leluasa berkiprah di ranah politik dan hanya cocok bergerak di ranah domestik. Ungkapan putra dan putri atau laki-laki dan perempuan tak disingkirkan atau pun ditiadakan, namun menunjukkan adanya pandangan yang menempatkan laki dan perempuan setara. Ada semacam kesadaran yang percaya bahwa kemajuan suatu masyarakat harus dicapai dengan melibatkan laki-laki dan perempuan, putra dan putri.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain