Text
Analisa kelembagaan petani dalam mendukung keberfungsian infrastruktur irigasi (studi kasus: daerah irigasi Batang Anai, Sumatera Barat)
Hingga tahun 2013, luas kerusakan jaringan irigasi nasional mencapai lebih dari 2,85 juta Ha. Selain itu, penyusutan fungsi jaringan irigasi dan sawah menjadi non sawah tercatat seluas 40.000 Ha per tahun.. Kondisi tersebut mengindrntifikasikan ketidakberfungsian infrastruktur irigasi yang dibangun dan dioperasikan. Bila tidak ditangani dengan tepat maka rencana pemerintah untuk memenuhi target surplus pangan nasional berpotensi tidak terpenuhi.. Untuk mengatasi permasalaha tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja infrastruktur irigasi melalui berbagai intsiatif program dan kebijakan; salah satunya adalah meningkatkan aktivitas kelembagaan/organisasi petani dalam operasi dan pemeliharaan. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kelembagaan petani yang mempengaruhi kinerja infrastruktur irigasi. Kegiatan ini dilakukan pada Bulan Mei-November 2013 dengan lokasi penelitian di Daerah Irigasi Batang Anal, Padang, Sumatera Barat Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis deskriptif dengan menganalisis kondisi kelembagaan petani di Batang Anal, Padang, Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kelembagaan petani untuk mendorong keberfungsian infrastruktur irigasi di Dl Batang Anai diindikasikafl dengan 3 (tiga) Indikator, yaitu: 1) jumlah organisasi petani yang aktif 2) jumlah anggota organisasi petani yang aktif dan 3) tingkat partisipasi organisasi petani dalam pengelolaan infrastruktur irigasi. Hasil analisis juga memperlihatkan bahwa jumlah organisasi, jumlah anggota organisasi yang aktif serta tingkat partisipasi di lokasi penelitian menunjukkan kinerja yang cukup baik, dimana aktivitas kelembagaan petani mempunyal skor sebesar 87,59% atau berkontribusi sebesar 15,77% untuk mendukung keberfungsian infrastruktur.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain