Text
Penguatan kelembagaan untuk peningkatan posisi tawar petani dalam sistem pemasaran kakao
Kelembagaan petani kakao masih sangat lemah sehingga membuat posisi tawar petani menjadi lemah menghadapi sistcm pasar yangrnada. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelembagaan yang ada di scntra produksi kakao Sulawesi Tenggara serta merumuskanrnstrategi penguatan kclembagaan untuk meningkatkan posisi tawar petani dalam sistem pemasaran kakao. Penelitian dilaksanakan padarnbulan Juni-Oktober 2012 di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkanrnbahwa terdapat empat model kelembagaan, yaitu model Gapoktan Harapan Jaya (GHJ), Gapoktan Kakao Bina Karya (GKBK),rnGapoktan Kakao Maju Makmur (GKMM), dan tanpa gapoktan (TGKT). Dari empat model tersebut, model GHJ tclah berkembangrnmenjadi koperasi dan lebih baik dari yang lainnya dalam menjalankan fungsinya, yaitu dalam pemilihan pengurus, pemberian rewardrnand punishment, pcnyedia sarana produksi dan pembiayaan, serta pengolahan hasil dan pemasaran. Model ini berperan mengadvokasirnpetani agar melakukan proses fermentasi biji kakao melalui rangsangan selisih harga. Untuk lcbih menguatkan posisi tawar pctani,rndikembangkan konscp Model Kelembagaan Kakao yang merupakan kemitraan antara organisasi petani dengan industri pengolahanrnscrta beberapa clemen terkait lainnya, yaitu petani/kelompok tani/ gapoktan/ asosiasi petani, industri pengolahan kakao, lembagarnpembiayaan, lembaga penyuluhan, pemerintah, perguruan tinggillembaga litbang dan instansi terkait. Dalam model ini, asosiasirnpetani memegang peran penting sebagai lembaga pemasaran bersama yang berada di tingkat Kabupaten untuk mcmperkuat posisirntawar petani tcrhadap industri pengolahan/.eksportir.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain