Text
Pengaruh tingkat naungan dan media tanam terhadap persentase pecah mata tunas dan pertumbuhan bibit karet okulasi hijau
Keberhasilan okulasi hijau di pembibitan karet (Hevea brasiliensis) stum mata tidur tidak selamanya mencapai persentase tumbuh yangrnbaik karena dipengaruhi faktor lingkungan dan media tanam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan danrnmedia tanam terhadap pecah mata tunas dan pertumbuhan stum mata tidur bibit karet hasil okulasi hijau. Penelitian dilaksanakan dirnKebun Percobaan (KP.) Pakuwon Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, pada bulan Januari-Desember 2013.rnRancangan penelitian adalah petak terpisah dengan tiga ulangan. Sebagai petak utama adalah tingkat naungan (N) dengan 3 taraf, yaiturnN0 = tanpa naungan, N1 = tingkat naungan 50%, dan N2 = 70%. Sebagai anak petak ialah media tanam (M) dengan 5 taraf, yaitu M0 = tanah tanpa pupuk, M1 = tanah + pupuk kotoran ayam (4:1), M2 = tanah + pupuk kotoran kambing (4:1), M3 = tanah + pupukrnkotoran ayam + 2,5 g pupuk NPK, dan M4= tanah + pupuk kotoran kambing + 2,5 g pupuk NPK. Peubah yang diamati meliputirnkecepatan pecah mata tunas dan pertumbuhan bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pembibitan karet tanpa naungan dirnKP. Pakuwon dengan intensitas cahaya 67.041,67 lux dan suhu udara 31,79 oC menghasilkan persentase pecah mata tunas danrnpertumbuhan tinggi tunas hasil okulasi hijau tertinggi. Perlakuan media tanam dan interaksinya dengan tingkat naungan belumrnmemperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap persentase pecah mata tunas sampai umur 8 MST dan terhadap pertumbuhan tunasrnhasil okulasi sampai umur 16 MST.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain