Text
Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya hibrida di Paris Van Java
Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Budaya Hibrida di Parijs van Java. Kota Bandung sejak awal abad ke-20 telah dikenal dengan sebutan Parijs van Java dan dikunjungi oleh wisatawan, baik dari wisatawan nusantara maupun mancanegara. Kota Bandung memiliki berbagai daya tarik wisata dan uniknya, sebagian besar daya tarik wisata tersebut merupakan hasil dari revitalisasi peninggalan sejarah kolonial dan kekayaan lokal yang dikembangkan dengan mengadopsi unsur-unsur modem yang datang melalui proses globalisasi. Daya tarik wisata hibrida bukanlah sekadar daya tarik wisata kreatif semata. Keberadaan daya tarik wisata hibrida menandai adanya resistensi dari masyarakat lokal terhadap budaya dominan. Penelitian ini menggunakan studi pustaka sebagai metode pengumpulan data. Sementara, metode deskriptif-kualitatif dengan perspektif poskolonialisme digunakan untuk melihat bagaimana suatu atraksirnhibrida menjadi bentuk perlawanan masyarakat lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat setidaknya empat daya tarik wisata hibrida yang menjadi gambaran adanya renegosiasi identitas budaya masyarakat lokal Kota Bandung, yaitu daya tarik wisata sejarah hibrida, daya tarik wisata seni hibrida,rndaya tarik wisata belanja hibrida, dan daya tarik wisata kuliner hibrida. Pada akhimya, penelitian ini menunjukkan bahwa kemunculan 4 daya tarik wisata hibrida tersebut disebabkan oleh tiga faktor:rnpengalaman sejarah kolonial, arus budaya global, dan eksistensi industri kreatif.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain