Text
Kajian egosentrisme dan keilmiahan pada lirik lagu anak Indonesia dan Barat
Perkembangan kultural anak muncul melalui proses interpsikologis-yaitu antara anak danrnlingkungan sekitamya dan intrapsikologis di dalam diri anak terse but. Proses intrapsikologisrntersebut selanjutnya akan menjadi bagian perkembangan kognitif anak. Apa dan bagaimanarnanak-anak belajar tentang dunia sangat ditentukan oleh alat budaya apa yang merekarnpakai. Karya seni dan bahasa adalah salah satu contoh alat budaya menurutVygotskyrnyang berperan penting dalam perkembangan kognitif anak.Lagu anak-sebagai karyarnseni bahasa-membawa muatan ekspresif bagi anak-anak untuk mengkonseptualisasikanrnpikiran mereka.Lagu 'Topi Saya Bundar' dan 'Baa Baa Black Sheep' mengekspresikanrnaspek kognitif yang berbeda. 'Topi Saya Bundar' merupakan perwujudan pembicaraanrnegosentrisme atau private speech anak sebagai bentuk ketidakmatangan kognitif menurutrnteori Piaget, sedangkan 'Baa Baa Black Sheep' merupakan perwujudan operasi formal yangrnilmiah terhadap fenomena alam--dalam hal ini 'domba'. Piaget dan Vygotsky memilikirnpandangan kontradiktif dalam menilai aspek egosentrisme dan dampak sosiokulturalnyarnpada anak. Melalui ancangan linguistik kognitif, 15 lagu anak Indonesia (era SOan) dan Baratrn(dari Nursery Rhyme) akan dikaji secara mendalam menggunakan aspek-aspek fungsionalrnwacana dalam analisis wacana (discourse analysis) dari Halliday (Counthard, 1998) untukrnmenunjukkan adanya muatan egosentrisme dan keilmiahan pada lirik lagu tersebut.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain