Text
Dikotomi bebas nilai dan nilai pendidikan dalam pembelajaran sejarah
Tujuan penulisan artikel ini untuk menemukan win-win solution, dalam rangkarnmemisahkan sekaligus saling menghormati antara Sejarah dalam ranah ilmu murni dan Sejarahrndalam domain pendidikan atau pembelajaran ke siswa. Penulisan ini menggunakan pendekatanrnkualitatif deskriptif. Sejarah sebagai ilmu dituntut objektif, dan tetap menjaga kebebasan nilairn(value-free). Dalam konteks Sejarah, objektivitas bisa diterjemahkan sebagai kebenaran danrnkejujuran, fakta yang direkonstruksi dituntut dikemukakan secara transparan. Namun, dalamrnranah pembelajaran Sejarah, Sejarah tidak mungkin dikemukakan secara objektif. Hal ini bukanrnberarti jika pembe/ajaran bersifat subyektif ataupun mengingkari fakta. Bagi tujuan yang Jebihrnbijaksana, polarisasi Sejarah, yaitu dalam rangka menumbuhkan nasionalisme, patriotismernserta tujuan-tujuan pendidikan lainnya, tidak mungkin disandingkan dengan sejarah sebagairnalat legitimasi konflik sosial, bahkan disintegrasi bangsa. Ilmu Sejarah tetap bersifat objektifrndalam mengungkap fakta Sejarah, sementara itu tujuan pelajaran Sejarah merupakan bagianrndari tujuan pendidikan. Sejarah sebagai bahan pelajaran harus disusun searah dengan dasarrndan tujuan Pendidikan Nasional. Sejarah sebagai mata pelajaran yang mempunyai misi tertenturndan Sejarah sebagai ilmu, harus dipadukan dalam konsep yang jelas tanpa mengorbankanrnprinsip-prinsip salah satunya atau keduanya. Pembelajaran Sejarah menempatkan fakta-faktarnSejarah yang disaring, demi tujuan pendidikan agar Sejarah menjadikan yang mempelajarinyarnlebih bijaksana.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain