Text
Inovasi teknologi perbaikan bahan tanam kakao di Indonesia
Tanaman kakao merupakan komoditas utama sub sektor perkebunan di Indonesia. Komoditas ini merupakan sumber devisa negara, penyediaan lapangan kerja, sekaligus juga bermanfaat untuk konsentrasi tanah dan air. Sebagian besar tanaman kakao diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat yang mencapai 93% pada tahun 2010 dengan tingkat produktivitas 75- kg biji kering/ha/tahun. Rendahnya produktivitas kakao di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kualitas bahan tanaman, serangan hama dan penyakit, dan penerapan teknologi budidaya yang tidak standar. Varietas dan klon kakao unggul yang tersedia saat ini meliputi varietas mulia dan lindak. Varietas-varietas dan klon unggul tersebut memiliki potensi produksi cukup tinggi, berkisar 1,5-2 ton/ha/tahun, tetapi masih rentan terhadap cekaman biotik, yaitu hama dan penyakit. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kakao di Indonesia, masih diperlukan varietas unggul yang tahan terhadap cekaman biotik tersebut baik berupa hibrida F1 maupun klonal. Perakitan varietas dan klon kakao dapat dilakukan dengan melakukan persilangan untuk menghasilkan benih kakao hibrida secara biklonal maupun poliklonal. Pendekatan inkonvensional dengan memanfaatkan teknik molekuler dapat mempersingkat daur seleksi tanaman kakao.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain