Sebagai bagian dari masyarakat multietnis Indonesia, etnis Tionhhoa mengalamai berbagai tekanan dan diskriminasi. Secara internal, mereka juga mengalami prosoalan identitas terkait dengan jarak budaya antargenerasi yang mengarah pada melemahnya identitas kultural Tionghoa di kalangan kaum mudanya.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui promina sapaan dalam bahasa masyarakat Sunda pada awal abad ke-19. hal ini menarik untuk dikaji sehubungan dengan pada masa itu dikenal stratifikasi sosial pada masyarakat Sunda yang terbagi ke dalam tiga tingkatan: menak, santana dan cacah.